Senin, 01 Oktober 2012

Surat Resmi Untuk Guru Bahasa Indonesiaku

Sore ini, matahari seperti tidak segan-segan mewarnai awan. Tinta jingganya berpendar mecium tiap sudut jendela, menerobos masuk ke dalam kornea. Ketika termenung di kesunyian praktek membaca berita, saya jadi ingat kenangan-kenangan ketika hidup ini diwarnai dengan suatu masa yang nyaman atau apalah namanya, sulit digambarkan. Masa dimana saya mengintrofeksi diri ketika ada yang mengucapkan,
Jadi orang penting itu baik, Nak. Tapi jauh lebih penting menjadi orang baik.
Kalimat sederhana namun membakar logika itu, tersampaikan melalu lisan yang diucapkan oleh guru Bahasa Indonesia, Ibu Dwi Wahyu Ariani.

Saat saya mengingat masa ketika beliau mengajar, jari ini menari di atas keyboard merangkai sebuah kata rindu. Bentuknya seperti surat resmi tapi bukan dari dinas melainkan dari hati.

Selamat sore, Bu. Semoga rangkaian kata bermakna ini bisa tersampaikan ketika ibu berada dalam kondisi sehat.
Bu, mata ini  sebenarnya rindu melihat senyumu. Telinga ini ikutan rindu mendengar intonasi, motivasi, bahkan omelanmu. Pikiran ini ingin lagi membayangkan cerita masa kecilmu. Tubuh ini ingin sekali meminjam pintu Doraemon untuk berada kembali di kelas saat kau mengajar, saat kau bercerita, saat kita semua sedih dan bahagia. Karena mustahil, aku hanya bisa menggelar karpet ilusi dan mulai berimajinasi merasakan masa-masa bersama semuanya.


Salam rindu,


N. Naomi
#ambiltisu
 You're my best Indonesian teacher, EVER! :)