Gadis Kecil
Dengan Piyama
NNaomi
Malam
ini aku menghadiri pesta makan malam sahabat tunanganku. Di atas meja makan,
kami berkumpul dan berbicara banyak hal. Aku yang dulu mempelajari tentang
psikologi di kampus dapat menilai kalau Jone punya kepribadian yang baik.
Jone
bercerita tentang perceraiannya dan rencananya untuk menata hidup dari awal
lagi. Orang seperti Jone memang sangat butuh dukungan orang-orang di
sekitarnya.
Ketika
kami sedang asik ngobrol sambil menikmati hidangan penutup, gadis kecil dengan
piyama turun dari tangga menghampiri kami. Dari raut wajahnya gadis kecil itu
seperti sedang sakit. Jone dan tunanganku diam saja.
“kau
punya gadis kecil yang manis, Jone”, ucapku sambil menghampiri gadis kecil itu.
Jone
hanya diam, raut wajahnya terlihat tidak nyaman.
“Selamat
malam gadis kecil, maaf kalau kami membangunkanmu”, ucapku sambil tersenyum.
Jone
berdiri dari kursinya dan menghalangiku dari gadis kecil itu.
“SUDAH
KU BILANG PERGI DAN TIDUR LAH DENGAN TENANG, SIALAN!”, teriak Jone pada gadis
kecil. Aku kaget setengah mati melihat Jone marah-marah. Gadis kecil itu lalu
naik ke atas lagi.
“Efelin,
bisakah kita abaikan dia?”, ucap Jone padaku. Aku mengangguk.
Ketika
kami sedang mengobrol dengan suasana canggung, terdengar suara tangisan dari
atas.
“Jone,aku
bukan bermaksud menggurimu, tapi tidak baik berkata hal buruk pada anakmu. Dia masih
terlalu kecil. Aku akan bantu menenangkannya”, lalu aku pergi ke atas.
Ternyata
gadis kecil itu meringkuk di tangga sambil menangis. Sebelum aku sempat berbicara,
gadis kecil itu berkata, “Apakah ayah tidak mencintaiku lagi?”. Rasanya sedih mendengarnya.
Tiba-tiba,
tunanganku datang dan berkata, “Efelin kembalilah kemeja makan, tolong”. Lalu dia
menarik lenganku. Padahal aku belum menenangkan gadis kecil itu.
“Jone,
kau harus berbicara dengannya, dia sangat sedih”, ucapku.
Jone
menarik nafas lalu berkata, “Efelin, aku tidak punya anak, satu pun. Mantan istriku
mandul”
“lalu
gadis kecil itu?”, tanyaku pelan.
“Dia
berasal dari sini dan selalu menggangguku. Aku pikir dengan mengundang kalian
ke sini, dia akan menghilang untuk sementara waktu, ternyata tidak sama sekali”
Seketika
di ruangan ini hanya terdengar suara tangis gadis kecil itu.
FIN