Hai friends!
Berhubung gue belum
masuk sekolah baru gue, jadi belum ada cerita yang bisa gue bagi ke kalian
semua. Agar blog ini engga kosong gue isi dengan kenangan gue di SMP or di SD.
Nasehat, petuah, cinta,
persahabatan pernah gue dapetin di SD dan SMP. Diantara banyaknya kenangan yang
gue dapetin ada satu hal yang gue masih inget dan akan selalu gue inget.
Nasehat.
Ulah ngomong kumaha engke weh, tapi ngomong, engke kumaha?! (Jangan ngomong gimana nanti aja lah, tapi ngomong nanti gimana?!)” – Pak Udin guru kelas 6 SD
Kelas gue (6A)
didominasi sama cowo yang rata-rata engga terlalu mentingin pelajaran padahal
pada waktu itu ujian (UASBN) sudah di depan mata. Wali kelas gue, Pak Udin,
udah ngasih pengarahan, nasehat, dsb. Tapi namanya anak-anak gituloh! Masih
banyak kata yang masuk ke telinga kiri tapi dipantulkan lagi oleh gendang
telinga. Nasehat dianggap angin lalu saja. Tapi gue tetep mendengarkan kata-kata Pak Udin walaupun engga terlalu
serius. Setelah mendengar kata-kata, Ulah ngomong kumaha engke weh, tapi
ngomong, engke kumaha?! Gue jadi mikir, apa yang diomongin Pak Udin itu benar
sekali. Gue setuju banget dengan kalimat itu. Dan sejak saat itu gue mencoba
buat belajar lebih giat. Terima kasih Pak Udin.
Menurut gue, inti dari
kalimat itu adalah kita engga boleh menyepelekan atau melalaikan sesuatu hal.
Seharusnya kita harus bertanya pada diri kita, apa yang akan terjadi jika kita
melalaikan atau tidak melaksanakan tugas kita? Seperti layaknya tugas sekolah
kalau ditunda-tunda malah makin numpuk dan keteter. Akhirnya ngerjain pake
sistem deadline dengan hasil yang
kurang memuaskan dan kemungkinan besar akan dimarahin guru pula.
Ok!
Sekian postingan gue kali ini, semoga aja kata-kata guru gue bisa menginspirasi
kalian juga kawan. Thanks for reading and
keep follow my posting #mata genit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hargai penulis dengan meninggalkan jejak berupa kritik atau saran.