Semua orang punya rencana dan mimpi. Tapi Allah lah yang menentukan jalannya.” ~ say, guru bahasa Indonesia gue di SMP, Ibu Dwi Wahyu A.
Itulah yang terjadi
pada jalan hidup gue.
Satu hal yang diketahui
namun tidak terlalu dipermasalahkan oleh mentri pendidikan adalah tahun 2012
gue lulus SMP. Gue juga tau hal itu engga terlalu penting buat kalian pembaca.
Tapi berbeda dengan ibu gue! Sebelum surat kelulusan di keluarkan, ibu gue
sudah memikirkan nasib anaknya kelak setelah lulus SMP. Tidak hanya ibu gue,
gue juga ikut memikirkannya. Karena ini menyangkut hidup macam apa yang harus
gue jalanin nanti.
Saat
gue masih kelas 2 SMP gue udah bercita-cita masuk SMAKBO (SMK Analis Kimia
Bogor). Entah kenapa walaupun gue belum liat ntu sekolah, tapi rasanya pingin
banget sekolah disana. But, ibu gue
kurang setuju dengan pilihan gue. Kenapa? Karena, ibu gue pingin gue kuliah,
bukan kerja. Walaupun belum disetujuin, gue tetep milih itu sekolah.
Sampailah
pada brosur-brosur pendaftaran SMA disebarin. Salah satunya yaitu brosur SMAN 1
Karawang. Sebelum brosur SMA 1 keluar,
brosur SMAKBO udah keluar jauh-jauh hari sebelumnya. Sialnya gue, tanggalnya
yang beda jauh! Tes seleksi dan pendaftaran ulang SMA 1 dilakukan jauh hari
sebelum tes seleksi SMAKBO dilakukan. Dengan kata lain jika gue diterima di SMA
1, gue harus langsung membuat keputusan pada saat itu juga. Apakah gue harus
menyia-nyiakan kesempatan itu dan memilih SMAKBO? Tapi, bagaimana jika Allah
berkehendak lain ketika gue memutuskan untuk menolak SMA 1 dan ternyata SMAKBO
tidak diterima? Ibu gue engga mau mengambil resiko besar itu dan begitupun gue.
Dengan berat hati gue jalanin. Jika gue diterima di SMA 1, gue engga akan ke
SMAKBO. Jika gue engga keterima di SMA 1, gue ke SMAKBO.
Alhasil
setelah tes dilakukan, gue dinyatakan di terima di SMAN 1 Karawang. Ibu gue
seneng, bapa gue seneng, keluarga gue ikut seneng tapi gue ngerasa sedikit
berat hati meninggalkan sekolah impian gue. Gue coba yakikan diri gue, kalau
ini emang jalan yang terbaik yang diberikan Allah buat gue. Sekarang gue udah
bisa nerima SMA 1 sebagai batu pijakan gue selanjutnya untuk meraih cita-cita
gue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hargai penulis dengan meninggalkan jejak berupa kritik atau saran.